Pemasangan cicin dilakukan oleh peneliti profesional secara hati-hati dan disesuaikan dengan ukuran kaki burung. Foto: Maya Puspitasari |
“Ras ini kemungkinan dari Rusia, sebagian sampai ke Indonesia dan sebagian ada yang langsung ke Australia,” kata Pakar Burung dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Pramana Yuda, Minggu (22/12) sore.
Saat itu, Pramana Yuda dan beberapa pengamat burung dari sejumlah universitas yang tergabung dalam Paguyuban Pengamat Burung Jogja (PPBJ) tengah mengamati burung layang-layang asia yang sedang sibuk-sibuknya mencari tempat istirahat di kabel, pepohonan, atau gedung-gedung belakang Pasar Beringharjo.
Para pengamat burung itu memiliki sebuah misi, yakni melakukan penandaan terhadap burung layang-layang Asia itu. Penandaan ini dilakukan dengan memberikan cincin di kaki burung atau secara ilmiah disebut sebagai bird banding.
“Itu cincinnya adalah cincin logam, ada nomor serinya, satu burung satu nomor. Itu mengindikasikan identitas individu itu,” lanjut Pramana.
Baca lebih lanjut beritanya di link ini: Pandangan Kumparan Melihat Proses Bird Banding di Yogyakarta