05 June 2017

Ular Lare Angon, Xenochrophis vittatus (Linnaeus, 1758)

Colubridae | Ular Kisik | Xenochrophis vittatus (Linnaeus, 1758)

Ular Lare Angon adalah ular dari Keluarga (Famili) Colubridae. Nama lare angon (anak gembala) dipercaya oleh kalangan masyarakat jawa bahwa ular ini merupakan ular yang jinak sehingga sering menjadi mainan bagi anak – anak yang sedang menggembalakan hewan ternak mereka, khususnya di daerah Jawa Tengah. Sedangkan dalam bahasa inggris ular ini dikenal dengan nama Striped Keelback yang merujuk pada garis-garis yang memanjang dan bentuk sisik di punggungnya yang berlunas (keeled).

Ular dengan nama ilmiah Xenochrophis vittatus (Linnaeus,1758) penyebarannya terbatas hanya di Indonesia saja yakni di Sumatera, termasuk beberapa pulau di sekitarnya seperti Pulau We dan Bangka. Di Jawa jenis ini terbilang umum dan mudah dijumpai. Catatan yang ada di Singapura diperkirakan merupakan jenis introduksi, bukan asli singapura. 

Ular lare angon juga dikenal dengan nama Ular kisik. Umumnya jenis ini bertubuh kecil ramping. Panjang tubuh maksimal mencapai 70 cm, namun umumnya hanya sekitar 50 cm. Panjang ekor hanya sekitar seperempat dari panjang tubuhnya. Kepala berwarna hitam di bagian atas, dengan coret-coret putih yang berpola simetris. Moncong agak kemerahan seperti warna daging. Dorsal (sisi atas tubuh) dengan sepasang pita coklat kuning keemasan di atas warna hitam. Di bagian muka (anterior) masing-masing pita ini terbagi lagi oleh garis hitam tipis. Sisi ventral (bawah tubuh) berwarna putih, dengan garis-garis hitam pada tepi sisik ventral yang memberikan kesan warna lorek.
Kulon Progo, Yogyakarta 1 April 2017

Sisik-sisik dorsal dalam 19 (19-19-17) deret, berlunas kecuali satu-dua deret terbawah. Sisik-sisik ventral sekitar 149 buah, sisik anal (penutup anus) berpasangan, sisik-sisik subkaudal (di bawah ekor) 80 pasang. Perisai labial (bibir) atas berjumlah 9 buah, yang ke-4 hingga ke-6 menyentuh mata, putih dengan tepi belakang berwarna hitam. Labial bawah 10, no 4-7 membesar. Sebuah sisik anterior temporal terdapat di masing-masing sisi kepala. Lubang hidung mengarah ke samping.

Ular ini merupakan ular yang hidupnya berada di darat yang tidak jauh dari lokasi air. Menghuni hutan- hutan dataran rendah hingga hutan pegunungan dengan ketinggian sekitar 1200 m dpl. Selain kawasan berhutan, ular ini juga menyukai kawasan pertanuan dan pemukiman. Wajar saja kalau di lingkungan rumah saya sering muncul ular jenis ini. 
Kulon Progo, Yogyakarta 5 Desember 2016

Dikenal sebagai ular yang tidak begitu takut dengan manusia, meskipun tidak berbisa. Di daerah pedesaan – pedesaan di Kabupaten Banyumas, anak – anak sering menjadikan ular jenis ini sebagai mainan. Anak-anak cenderung berani dengan ular ini karena tidak menggigit. Hanya saja ular ini mengeluarkan bau yang sangat menyengat yang dihasilkan dari kelenjar dekat anusnya. Nah, kalau sudah keluar bau yang seperti itu biasanya anak – anak akan segera melepaskannya kembali. 

Sumber bacaan:
Das, I. (2010). A Field Guide To the Reptiles of South – East Asia. New Holland Publisher (UK) Ltd. 

No comments:

Post a Comment

Sunda Scops-owl, Otus lempijii from Baraja Harjosari Village, Lampung

Sunda Scops-owl (Otus lempijii) , from night birdwatching activities in buffer villages of Way Kambas National Park, Lampung. Braja Harjosar...