20 June 2017

Elang Setiwel, Booted Eagle, Hieraaetus pennatus Gmelin, 1788

Accipitriformes | Hieraaetus | Hieraaetus pennatus Gmelin, 1788 | Elang Setiwel  | Booted Eagle

dark/brown morph

Anda kenal dengan jenis Elang Setiwel atau Booted Eagle? Atau anda pernah menjumpainya langsung di Indonesia? Jika jawabannya belum, itu bukanlah hal yang mengejutkan. 
Mengapa demikian? Ya, jenis ini merupakan jenis burung pemangsa pengembara yang jarang di Indonesia. Di Indonesia hanya beberapa catatan saja terkait jenis ini yakni di jawa dan bali (Nijman 2003; Germi & Waluyo 2006). 


Ciri-ciri: Elang Setiwel atau Booted Eagle merupakan burung elang berukuran sedang  42 - 51 cm. Terdapat dua fase yaitu gelap dan terang. Fase gelap bulu di dominasi dengan warna coklat kemerahan dengan warna sayap dan ekor lebih gelap. Fase terang pada saat terbang mirip dengan Elang Tiram dengan penutup sayap putih dan ujung sayap serta primer hitam. Dagu dan leher terdapat warna coklat terang, pipi bintik hitam dan kuning tua. Terdapat warna putih pada bagian Patagialnya. Pada posisi bertengger tubuh bagian atas terdapat bintik-bintik hitam dan kuning tua serta warna sayap dan ekor gelap.
Pale morph

Tungkai kaki tertutup bulu. Bulu penutup ekor berwarna pucat. Iris coklat, paruh kehitaman dengan warna sera dan kaki kuning. Bersuara lemah namun dengan nada tinggi “kiiii”,.. Merupakan burung pemangsa pengembara musim dingin yang jarang di Indonesia. Secara global jenis ini tersebar mulai dari Afrika, Erasia bagian barat daya, India barat, Cina dan Asia hingga Asia tenggara termasuk indonesia. Di Indonesia tercatat di Sumatera, Jawa dan Bali pada musim migrasi. 
Pale morph

Catatan jenis ini di Indonesia jika dilihat dari publikasi ilmiah yang ada, tidaklah banyak yang membahasnya. Terkait jumlah individu yang dijumpai pun tidak banyak. Nijman (2003) dalam publikasinya The Status of Three Northern Migrant Raptors Rarely Observed on Java yang dipublikasi dalam jurnal Ornithologi Indonesia (Kukila) menyebutkan hanya bertemu satu individu di Jawa pada 22 Oktober 1999. Kemudian 8 individu tercatat di Gunung Sega, Bali, oleh Germi dan Waluyo (2006). 

Berbiak di Afrika dan Erasia barat daya. Berbiak pada bulan Desember – Mei dan Mei – Agustus. Ukuran sarang 1,2 meter dengan ketinggian sarang mencapai 60 meter dari permukaan tanah. Jumlah telur 1 – 3 butir dengan masa inkubasi 37 – 41 hari. Juvenile meninggalkan sarang pada umur 55 – 65 hari. Makanan utamanya burung berukuran kecil hingga sedang. Mamalia kecil seprti tikus dan kelinci. 

Sumber bacaan:

  • Germi, F. & Waluyo, D. 2006. Additional information on the autumn migration of raptors in east Bali, Indonesia. Forktail 22: 71-76.
  • Nijman V. 2003. The status of three northern migrant raptors rarely observed on Java. Kukila 12: 59-65.

dark/brown morph
Foto-foto ini juga dapat dilihat di link ini: http://bit.ly/bootedeagle

No comments:

Post a Comment

Sunda Scops-owl, Otus lempijii from Baraja Harjosari Village, Lampung

Sunda Scops-owl (Otus lempijii) , from night birdwatching activities in buffer villages of Way Kambas National Park, Lampung. Braja Harjosar...