Orchidaceae | Coelogyne | Coelogyne miniata Lindl. 1830 | The Rust Red Coelogyne
Anggrek Coelogyne miniata Lindl. 1830 secara umum tersebar mulai dari Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara mulai ketinggian 1000 - 2400 meter di atas permukaan laut.
Coelogyne miniata Lindl. 1830. Gn. Lawu, Jawa Timur, Feb 2016
Orchidaceae | Bulbophyllum | Bulbophyllum triflorum (Breda) Blume 1828
Anggrek Bulbophyllum triflorum, anggrek terestrial yang hidupnya menempel pada pohon. Disebutkan bahwa anggrek jenis ini hanya ditemukan di Sumatra dan Jawa bagian Barat. Namun demikian, catatan tersebut kemungkinan dikarenakan minimnya pengamatan terhadap jenis flora.
Berikut adalah beberapa foto Bulbophyllum triflorum dari Gunung Lawu, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada bulan Februari tahun 2016 yang lalu.
Bulbophyllum triflorum (Breda) Blume 1828. Gn. Lawu, Jawa Timur, Feb 2016
Jantan Dewasa Ficedula hyperythra vulcani Lawu, Februari 2016
Nama burung kok ndak ada bagus – bagusnya, masa nama ada unsur bodohnya. Hehe,. Ya, ini nama burung berukuran kecil berwarna biru abu dan jingga. Namanya Sikatan Bodoh. Orang di Pasar Burung mengenalnya dengan nama Sulingan Gunung, ada juga yang menambahkan nama ‘Mini’ dibelakangnya menjadi Sikatan Gunung Mini.
Drepanosticta spatulifera (Liefthinck, 1929) merupakan capungjarum endemik jawa yang tidak banyak diketahui keberadaannya. Bahkan menurut catatan pada buku merah (red data book) IUCN Redlist of Threatened Species memasukan jenis ini ke dalam kategori Data Deficient atau data keberadaannya tidak diketahui.
Burung Raja-udang ini berukuran kecil sangat kecil (14 cm), berwarna biru dan putih. Tubuh bagian atas dan garis dada biru kehijauan mengkilap: mahkota dan penutup sayap bergaris hitam kebiruan; kekang, tenggorokan dan perut putih. Sama halnya dengan jenis-jenis raja-udang lainnya, burung ini termasuk burung yang sangat gesit. Apalagi kalau menukik menangkap mangsa.
Video ini merupakan bonus pas mau pulang setelah nungguin dia dari pagi. Lha kok ndilalah pas sudah kukut-kukut alat dianya nongol.
Anda kenal dengan jenis Elang Setiwel atau Booted Eagle? Atau anda pernah menjumpainya langsung di Indonesia? Jika jawabannya belum, itu bukanlah hal yang mengejutkan.
Mengapa demikian? Ya, jenis ini merupakan jenis burung pemangsa pengembara yang jarang di Indonesia. Di Indonesia hanya beberapa catatan saja terkait jenis ini yakni di jawa dan bali (Nijman 2003; Germi & Waluyo 2006).
Satu-satunya foto Bondol-hijau Dada-merah yang saya punyai. Foto ini saya ambil ketika berkunjung ke Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Kawah Ijen, Banyuwang, Jawa Timur pada tahun 2013 yang lalu.
Cisarua, Jawa Barat; Masih di lokasi yang sama dimana saya juga menemukan Kicuit Hutan Dendronanthus indicus (Gmelin, 1789), di dalam kawasan Taman Safari Indonesia yang ada di Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Cisarua, Jawa Barat; Ini adalah perjumpaan saya yang kedua dengan jenis ini. Sebelumnya di Taman Nasional Gunung Merapi tapi tanpa foto. Dan itu menjadi catatan pertama jenis Kicuit Hutan untuk checklist burung jogja.
Kulon Progom Yogyakarta;Burung Hantu nan imut ini merupakan penghuni kebun belakang rumah kami. Mereka biasanya akan ramai ketika selesai berbiak. Masa ketika mereka sedang mengasuh anaknya. Ini merupakan foto dokumentasi pada bulan Januari 2017 lalu.
Halcyon chloris palmeri . Di foto di Condong Catur, Sleman, Yogyakarta
Sinonim: Todiramphus chloris
Burung Cekakak Sungai ini merupakan jenis burung dari keluarga Alcedinidae bisa dibilang statusnya cukup umum di Indonesia yang persebarannya hampir diseluruh kepulauan yang ada di Indonesia. Bisa dijumpai dari dataran rendah hingga ketinggian 1200 m dpl. Di Pulau Jawa, jenis ini disebut sebagai burung Tengkek. Di Sunda disebut burung Gesngek.
Tubuh Capungjarum ini di dominasi warna biru. Khususnya untuk individu jantan. Frons dan sebagian matanya majemuk oranye. Sintoraksnya biru terang dengan sisi atasnya sedikit berwarna oranye dan terdapat garis – garis tipis. Abdomen hitam di sisi atas dan biru di sisi bawah dari ruas 1 hingga 7, dan ruas 8 – 10 berwarna biru. Panjang abdomen sekitar 30, 5 milimeter dan embelannya hitam.
Catatan pertama bagi diri saya pribadi ketemu jenis ini. Istilahnya Lifer. Istilah untuk jenis-jenis baru yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Kupu dari keluarga Nymphalidae dan subfamili Libyteinae ini menghampiri saya, tali binokuler saya tepatnya, pada saat saya beserta rombongan mengunjungi daerah Curug Lawe via Gunung Sari, Ngresep Balong, Kabupane Kendal pada tanggal 13 Mei 2017 yang lalu.
Burung ini umum ditemukan di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m, jarang di pegunungan sampai ketinggian 1.500 m. Menyukai habitat belukar, payau, dan daerah berumput terbuka termasuk padang alang-alang. Sering mencari makan di tanah atau terbang jarak pendek dengan mengepak-ngepak rendah di atas vegetasi.
Klik "full screen" untuk melihat video dalam ukuran besar.
Burung Kacembang Gadung atau lebih dikenal dengan nama Cucak Biru disalah satu media penghobi burung disebutkan bahwa sangat kontras antara keindahannya juga kicaunya. Memiliki warna bulu biru beludru pada bagian punggungnya memang sangat mempesona.
Burung Kacembang Gadung atau yang dikenal juga dengan nama Cucak Biru atau Cucak Gadung memang terkenal karena warnanya yang menarik. Kombinasi warna biru dan hitam dengan warna mata merah. Selain itu, burung dengan nama ilmiah Irena puella (Latham, 1790) ini juga terkenal karena suranya yang nyaring.
Pertama kali saya melihat burung dengan nama inggris Asian Fairy Bluebird ini di Kebun Binatang yang cukup terkenal di Jogja. Saya tidak puas waktu itu karena saya melihatnya di dalam kurungan. bukan di alam bebas. Pada saat itu saya bertekad dan yakin suatu saat saya akan melihat keindahan Kacembang Gadung itu di habitatnya.
Akhirnya, tahun 2014 saya bisa mengabadikannya lewat video dan beberapa frame foto.
Saya waktu itu cukup puas dengan beberapa frame foto dan beberapa menit video jenis ini langsung di habitatnya. Tapi apakah saya sudah bosan melihatnya? Saya katakan, tidak!! Saya masih ingin melihatnya tetap lestari. Tidak ada lagi perburuan burung.
Colubridae | Ular Kisik | Xenochrophis vittatus (Linnaeus, 1758)
Ular Lare Angon adalah ular dari Keluarga (Famili) Colubridae. Nama lare angon (anak gembala) dipercaya oleh kalangan masyarakat jawa bahwa ular ini merupakan ular yang jinak sehingga sering menjadi mainan bagi anak – anak yang sedang menggembalakan hewan ternak mereka, khususnya di daerah Jawa Tengah. Sedangkan dalam bahasa inggris ular ini dikenal dengan nama Striped Keelback yang merujuk pada garis-garis yang memanjang dan bentuk sisik di punggungnya yang berlunas (keeled).
Nama dalam bahasa inggris :White-backed Wisp, Pinhead Midget, Pinhead Wisp, Variable Wisp
Capungjarum centil ini merupakan dokumentasi dari beberapa jenis capung yang ada di kawasan Hutan Adat Wonosadi, Gunung Kidul, Yogyakarta pada tahun 2013 lalu. Mengapa kok capung ini diberi nama capungjarum centil? Ya, capungjarum ini menggunakan nama centil di nama belakangnya mengacu pada nama jenis ini, femina yang diartikan feminim atau centil. Dan, lagi – lagi nama ini keluar dari diskusi panjang para sesupuh di padepokan burung Condong Catur.
Capunghantu kakikuning, nama yang lumayan serem juga ya. Ada capung tapi capunghantu. Jangan-jangan karena capung ini gak menginjakan kakinya ke tanah. Mungkin karena mereka melayang? Bukan, bukan,. Itu bisa – bisanya para sesepuh ketika memberinya nama kurang kopi.