08 May 2017

Mengenal Burung Kadalan Birah, Rhamphococcyx curvirostris (Shaw, 1810)

KADALAN BIRAH
Rhamphococcyx curvirostris (Shaw, 1810) Sinonim: Phaenicophaeus curvirostris



Pagi, hari sabtu tanggal 6 Mei 2017 di pohon Sengon  (Albizia sp) terlihat 2 (dua) burung berekor panjang yang tidak biasa. Mengapa tidak biasa? Karena selama ini burung dengan nama Kadalan Birah (Rhamphococcyx curvirostris) ini tidak pernah terlihat. Beberapa bulan lalu pernah terlihat satu individu, tapi tidak terfoto. Dan, kali ini mereka datang berdua.

Burung Kadalan Birah berukuran besar (49 cm.), paruhnya berwaba hijau, ekor panjang dengan ujung berwarna merah-karat yang jelas. Tubuh bagian atas hijau-pucat, mahkota dan tengkuk abu-abu, kulit muka tanpa bulu di sekitar mata berwarna merah. Tubuh bagian bawah merah-karat, tidak ada warna putih pada ekor. Ada perbedaan pada masing-masing ras penghuni pulau yang berbeda. 

Iris pada burung jantan berwarna kuning, sedangkan pada betina paruh hijau berpangkal berah. Pada burung jantan pangkal paruh berwarna coklat. 

Berbeda dengan jenis burung kicau, suara burung kadalan birah seperti suara kayu yang diketuk “Tok-tok-tok”, atau seperti kotekan ayam, kadang dengan “tok-tok-trok”. Juga kotekan saat terbang “tok,tok,tok,tok” yang diulang lebih cepat dari biasanya. Mungkin karena suaranya tidak sebagus wujudnya, burung ini tidak banyak dijual. Meskipun jenis ini juga tak luput dari perburuan dan perdagangan. 

Persebarannya cukup luas terdiri dari 6 (enam) sub-species yang sebarannya dapat ditemukan ulai dari Semenanjung Malasia dan Palawan: 
  • R.c. harringtoni (Sharpe, 1877): Filipina barat daya (Balabac, Palawan, Calamianes).
  • R.c. singularis (Parrot, 1907): Myanmar selatan (Tenasserim) dan Thailand selatan melalui Semenanjung Malaysia sampai Sumatera. Ciri pembeda: tenggorokan dan pipi abu-abu, perut hitam.
Sedangkan untuk sub-spesies yang ditemukan di Kalimantan, Sumatera, Bangka, Mentawai, Jawa, dan Bali dibagi menjadi 4 sub-spesies
  • R.c. oeneicaudus (J. & E. Verreaux, 1855): Kep. Mentawai (di ujung barat Sumatera).
  • R.c. curvirostris (Shaw, 1810): Jawa bagian tengah dan barat.
  • R.c. deningeri (Stresemann, 1913): Jawa bagian timur dan Bali.
  • R.c microrhinus (Berlepsch, 1895): Kalimantan dan Bangka. 

Jika dilihat persebarannya, individu yang saya dokumentasikan di belakang rumah merupakan ras R.c. curvirostris (Shaw, 1810) yang ada di Jawa bagian tengah dan barat. Burung ini cukup umum dijumpai di beberapa tempat di dataran rendah, sampai ketinggian 1.100 m (kadang-kadang lebih tinggi). Sering mengunjungi belukar di hutan-hutan. Kadang-kadang berpasangan atau dalam kelompok keluarga kecil. Bertengger diam untuk waktu yang lama pada tajuk pohon kecil. Kadang-kadang datang ke padang alang-alang. 

No comments:

Post a Comment

Sunda Scops-owl, Otus lempijii from Baraja Harjosari Village, Lampung

Sunda Scops-owl (Otus lempijii) , from night birdwatching activities in buffer villages of Way Kambas National Park, Lampung. Braja Harjosar...