Minggu 26 Mei 2019 kembali menyambangi Desa Ramah Burung, Jatimulyo di Perbukitan Menoreh, Kulon Progo Yogyakarta. Tujuannya satu buat belanja kopi, kedua sekalian momong anak yang sudah lama ndak pernah diajak main yang agak jauh, dan yang ketiga buat birding alias pengamatan Burung.
Saat ini, hampir sebagian besar pengamat burung itu punya 1 kamera. Pun demikian dengan saya, meskipun hanya kamera berlensa pendek. Lalu bagaimana supaya saya bisa tetap motret burung dengan peralatan yang minim? yang hanya berlensa 40mm?
Untunglah saya ada Monokuler Kowa TSN-4 yang biasa saya pakai kemanapun dan kapanpun. Metode digiscoping yang akhirnya saya gunakan. Nah, akhirnya pas hari munggu yang lalu saya bisa mengabadikan individu betina Sikatan Cacing Cyornis banyumas yang sedang merawat anaknya.
Berikut adalah foto burung sikatan cacing yang saya maksud itu.
|
Sikatan Cacing betina dewasa membawa ulat untuk anaknya yang ada di dalam sarang |
Kelemahan yang sangat terasa dalam dunia fotografi yang menggunakan metode #digiscoping adalah minimnya cahaya. Dengan pencahayaan yang minim pastinya akan berpengaruh terhadap hasil foto. Bisa dipastikan gelap.
|
Individu betina Sikatan Cacing beserta 1 anaknya di dalam sarang |
Tapi, meskipun demikian saya tetap bersyukur karena bisa menjumpai langsung jenis ini di desa Jatimulyo. Sebelumnya saya sudah pernah lihat jenis ini di Pulau Panaitan, Taman Nasional Ujung Kulon.